Jumat, 01 Februari 2019

BIDANG EDUCATION

Fakultas Teknik UI Bikin Pondok Belajar Iptek di RPTRA Seruni
Perayaan karnaval dalam rangka memperingati Dies Natalis Universitas Indonesia ke 67. Komunika Online / ui.ac.id
Perayaan karnaval dalam rangka memperingati Dies Natalis Universitas Indonesia ke 67. Komunika Online / ui.ac.id
TEMPO.COJakarta - Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI) mendirikan Pondok Belajar Iptek di RPTRA Seruni, Jaksel. Pondok belajar yang dibangun bekerja sama dengan Laboratorium Statistics and Quality Engineering (SQE) ini adalah komitmen FTUI untuk meningkatkan minat belajar dan baca anak-anak.
"Pondok Iptek FTUI adalah sebuah tempat berkumpul, belajar dan bermain bagi anak-anak yang dilengkapi dengan fasilitas ilmu pengetahuan dan teknologi serta keilmuan dasar teknik," kata Ketua Program Pondok Iptek FTUI Prof Isti Surjandari Prajitno dalam keterangan tertulis di Depok, Jawa Barat, Sabtu 20 Oktober 2018.
Pondok Iptek FTUI didirikan di dalam RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak) Seruni, Jakarta Selatan. Terdapat beberapa permainan edukatif yang dirancang pada kegiatan ini.
Permainan pertama adalah jalur bola luncur yang menerapkan dan mengajarkan kepada anak tentang konsep fisika mekanika terkait dengan percepatan benda. Kedua, adalah "Spinner Board" ular tangga yang mengajarkan konsep dasar berhitung pada anak-anak dengan cara memutar spinner board sambil bermain ular tangga.
Ketiga adalah permainan "5 in 1" yang dikhususkan untuk anak-anak dengan usia 4-6 tahun. Pada permainan tersebut terdapat 5 sisi berbeda yang dirancang dengan tujuan untuk melatih motorik, kognitif, dan afektif serta psikomotorik pada anak.
Selain itu, pondok ini juga menyediakan buku sains anak yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas gemar membaca sejak dini serta memperluas wawasan terkait Iptek. Beberapa buku ini diperoleh dari hasil donasi para mahasiswa dan dosen FTUI.
Ia menuturkan pihaknya peduli akan terciptanya kondisi lingkungan yang positif dan mendukung tumbuh kembang anak optimal secara fisik, mental, dan sosial.
"Untuk itu, kami berinisiatif menciptakan Pondok Iptek agar dapat membantu perkembangan anak dari sisi lingkungan belajar di tengah masyarakat," katanya.
Ia menambahkan tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan wawasan serta minat anak-anak dalam mempelajari dan menerapkan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari, khususnya mengenai keilmuan dasar teknik terkait matematika dan fisika mekanika.

Penelitian Ilmuwan Amerika: Manusia Indonesia Paling Malas Gerak
Komunitas pejalan kaki di pantai Losari Makassar. TEMPO/Iqbal Lubis
Komunitas pejalan kaki di pantai Losari Makassar. TEMPO/Iqbal Lubis
TEMPO.COSan Francisco - Ilmuwan Amerika Serikat telah mengumpulkan data berskala dunia dari pengguna ponsel untuk melihat seberapa aktif seseorang. Analisis Stanford University terhadap data yang diperoleh menit demi menit itu menunjukkan jumlah rata-rata langkah manusia setiap hari adalah 4.961.
Yang menarik warga Hong Kong menunjukkan rata-rata teratas dengan 6.880 langkah per hari, sementara Indonesia berada di peringkat bawah, hanya mencatat rata-rata 3.513 langkah per hari alias paling mager (malas gerak). Namun, temuan itu juga mengungkap rincian menarik lainnya yang bisa membantu mengatasi obesitas.
"Penelitian ini 1.000 kali lebih besar daripada studi sebelumnya pada gerakan manusia,” ujar Scott Delp, seorang profesor bioteknologi dan salah satu ilmuwan peneliti, sebagaimana dilaporkan BBC, Rabu 12 Juli 2017.
"Sebelumnya telah ada beberapa survei kesehatan menarik dilakukan, tetapi penelitian baru kami menyediakan data dari lebih banyak negara, lebih banyak subjek, dan melacak aktivitas masyarakat secara berkelanjutan. Ini membuka pintu untuk cara-cara baru melakukan sains pada skala yang jauh lebih besar dari yang pernah kita lakukan sebelumnya,” ujarnya.
Temuan ini telah diterbitkan dalam jurnal Nature dan penulis penelitian mengatakan hasilnya memberikan wawasan penting untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
Workshop Perencanaan Pengawasan Berbasis Risiko dan Audit Kinerja
23 Januari 2019 16:11:41 / sulteng1 / dibaca: 193 kali / Kat: Kapabilitas APIP
Palu (22/01) - Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah mengadakan kegiatan "Workshop Perencanaan Pengawasan Berbasis Resiko dan Audit Kinerja" selama tiga hari dari tanggal 22 sampai dengan 24 Januari 2019 di Aula Graha Audita, Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah.
Untuk memperluas cakrawala pengawasan bagi para Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah Bidang Program Pelaporan dan Pembinaan APIP (P3A) mengadakan kegiatan Workshop Perencanaan Pengawasan Berbasis Resiko dan Pelaksanaan Audit Kinerja.
Para peserta berjumlah 36 orang, terdiri dari para auditor seluruh inspektorat. Salah satu inspektur dari Kabupaten Banggai dan Sekretaris Inspektorat Kabupaten Sigi pun ikut mengikuti proses agar ke depannya penyusunan perencanaan pengawasan mulai memperhatikan daftar resiko yang dimiliki oleh OPD di daerahnya.
Kepala Perwakilan Sofyan Antonius menyampaikan bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 mengamanahkan Kapabilitas APIP di daerah berada pada level 3 yang bertujuan agar dapat memberikan nilai tambah bagi fungsi pengawasan internal di daerahnya, termasuk dalam aspek ekonomis, efektivitas, dan efesiensi. Selain itu, agar APIP dapat memberikan perbaikan yang konstruktif kepada pemerintah daerah dari sisi governance, risk, dan penguatan pengendalian (control).
“Masih banyak pekerjaan rumah dari inspektorat seluruh Provinsi Sulawesi Tengah agar bisa mendapatkan level 3 penuh. Pemenuhan-pemenuhan infrastruktur, agar menjadi perhatian inspektorat untuk mencapai target sebagaimana dimaksud dalam RPJMN 2015-2019”, terang Sofyan. Sampai dengan Januari 2019, posisi Kapabilitas APIP di Sulawesi Tengah terdiri dari Inspektorat Kota Palu telah level 2+ hasil reviu dari BPKP Pusat, sedangkan Inspektorat Kabupaten Banggai dan Kabupaten Banggai Laut juga telah level 2+ berdasarkan hasil quality assurance dari Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah. Untuk Inspektorat Kabupaten Banggai Kepulauan,  Provinsi Sulawesi Tengah, Kabupaten Buol, Donggala, Sigi, Parigi Moutong, Tojo Unauna berada pada level 2 penuh berdasarkan hasil quality assurance dari Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Tengah dan Kabupaten Morowali berada level 2 penuh hasil dari reviu BPKP Pusat. “Inspektorat Kabupaten Poso, Tolitoli, dan Morowali Utara masih berada pada level 1+”, paparnya.
Untuk mencapai level 3, salah satunya APIP harus mampu melakukan pengawasan pada kegiatan-kegiatan yang memiliki risiko tinggi. Hal ini dapat dilakukan apabila APIP memiliki perencanaan pengawasan yang berbasis risiko dari auditan. Dalam rangka mencapai misi dan tujuan tersebut sebagaimana tercantum dalam Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia paragraf 3010, Pimpinan APIP menyusun rencana strategis dan rencana kegiatan audit intern tahunan dengan prioritas pada kegiatan yang memiliki risiko terbesar dan selaras dengan tujuan APIP, serta mempertimbangkan prinsip kewajiban menindaklanjuti laporan dari masyarakat. “Harapannya, APIP seluruh Inspektorat mampu memaksimalkan sumber daya untuk meningkatkan perbaikan governancerisk, dan fungsi kontrol dalam penyelenggaraan pemerintah daerah”, tutup Sofyan dengan optimis.

BIDANG USAHA MILIK NEGARA


Workshop Perencanaaan Pengawasan Berbasis Risiko Guna Tingkatkan Kapabilitas APIP ke Level 3
01 Pebruari 2019 10:23:29 / kalsel1 / dibaca: 40 kali / Kat: Kapabilitas APIP
Banjarmasin (31/01) - Kunci sukses mencapai tujuan organisasi adalah perencanaan yang baik. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan Salamat Simanullang dalam pembukaan Workshop Penyusunan Perencanaan Pengawasan Berbasis Risiko (PPBR)
Tidak berhenti dari sisi perencanaan yang berbasis risiko saja, tetapi ke depannya dalam pelaksanaanya juga akan berbasis risiko atau biasa disebut dengan audit berbasis risiko. Salamat menambahkan dengan adanya workshop ini diharapkan mampu memberikan manfaat kepada APIP, khususnya dalam meningkatkan kapabilitas dan tata kelola pengelolaan pemerintah yang baik.
Workshop Penyusunan Perencanaan Pengawasan Berbasis Risiko (PPBR) diinisiasi oleh Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan. Inspektur Provinsi Kalimantan Selatan Awi Sundari menyampaikan bahwa workshop ini penting karena perencanaan yang baik akan membuat pengawasan lebih terarah sehingga memudahkan pimpinan dalam mengambil kebijakan. "Saat ini, tugas APIP semakin berat. Pola kinerja juga sudah berbeda, tidak hanya sebatas pemeriksaan reguler tetapi sudah masuk ke arah audit kinerja dan audit tujuan tertentu, seperti PBJ dan invetigatif. Untuk itu, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan agar membuka kelas diklat di Kalimantan Selatan untuk audit-audit tersebut agar SDM dapat lebih cepat meningkat dalam kapabilitasnya", tutup Awi.
Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan konsep perencanaan pengawasan berbasis risiko dan dilanjutkan dengan simulasi pembuatan perencanaan oleh seluruh Inspektorat didampingi oleh PFA dari Perwakilan BPKP Kalimantan Selatan. Workshop ini merupakan wujud dorongan Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan kepada APIP se-Kalimantan Selatan untuk dapat mencapai Kapabilitas APIP level 3. Workshop yang dilaksanakan di Aula Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Selatan ini diikuti oleh 53 orang APIP yang mewakili Inspektorat Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Kalimantan Selatan. (ABK/TA)


http://www.bpkp.go.id

UAS MITRA KERJASAMA IIB DARMAJAYA

Kerja Sama Internasional IBI Darmajaya 

Bandar Lampung-Upaya mempersiapkan mahasiswa dan lulusan yang berkualitas dan berdaya saing ditengah era globalisasi, Institut Informatika dan Bisnis (IBI) Darmajaya terus berupaya memperkuat dan melebarkan kerjasama Internasional.

1. Darmajaya-UTEM Malaysia Sepakat Jalin Kerjasama
  
   BANDARLAMPUNG- Untuk makin menguatkan posisi Informatics and Business Institute (IBI) Darmajaya sebagai salah satu Perguruan Tinggi Swasta yang layak diperhitungkan di tingkat internasional, IBI Darmajaya kembali mengajak universitas dari luar negeri  yaitu University Teknologi Malaka Malaysia (UTeM) untuk bekerjasama. Kerjasama tersebut tertuang dalam Memorandum of Agreement (MoA) yang merupakan tindaklanjut dari penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) tahun 2008 lalu.  
   Dengan adanya kerjasama dengan salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Malaysia ini maka dimungkinkan mahasiswa, dosen, dan karyawan yang ingin meningkatkan kompetensi dan kemampuan akademik dapat menuntut ilmu di UTeM Malaysia dengan biaya yang sangat terjangkau. Selain itu, kerjasama tersebut juga memungkinkan IBI Darmajaya dan UTeM Malaysia bekerjasama secara kelembagaan untuk meningkatkan kualitas kegiatan collaboration research, training, workshop, dan lain sebagainya.Penandatanganan MoU dilaksanakan kemarin  bertempat di Ruang rektor  IBI Darmajaya. 
  Penandatanganan dihadiri oleh 5 delegasi dari Malaysia yaitu Prof. Dr. Ahmad Yusoff Bin Hasan, Vice Chancellor UteM, Datuk Profesor Dr. Mohd. Nor Bin Husen, Deputy Vice Chancellor (Bidang Akademik dan Pengantarbangsaan), Prof. Dr. Shahrin Bin Sahib Sahibuddin, Dekan Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi (FTMK),  Prof. Dr. Nanna Suryana Herman, Direktor Of International Office UTeM, dan Puan Sharifah Nur Faridah bte Syed Abu Bakar, Principal Assistant Registra UTeM. 
  Sementara itu dari IBI Darmajaya dihadiri oleh Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Alfian Husin, Hi Alfian Husin, SH, Rektor IBI Darmajaya, DR. Andi Desfiandi, SE, MA, Wakil Rektor I Darmajaya, RZ Abdul Aziz, ST, MT, Wakil Rektor II Darmajaya, Ary Meizary Alfian SE, MBA, dan Wakil Rektor III, Sriyanto, S.Kom. MM.Rektor IBI Darmajaya, Andi mengungkapkan, kerja sama itu akan dapat memberikan kesempatan para dosen maupun mahasiswa Darmajaya  untuk menempuh pendidikan di UTeM.





2. IBI Darmajaya dan Duy Tan University Vietnam Teken MoU

 
  
  BANDAR LAMPUNG – Kerjasama internasional dibidang pendidikan terus dilakukan Informatics and Business Institute (IBI) Darmajaya sebagai upaya peningkatan mutu serta menyongsong ASEAN Community 2015.  Baru-baru ini IBI Darmajaya telah menyepakati kerjasama bidang akademik dengan Duy Tan University Vietnam.
   Kesepakatan kerjasama tersebut tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepahaman kerjasama yang ditandatangani Rektor IBI Darmajaya DR.Andi Desfiandi, S.E.,M.A dan President Duy Tan University Vietnam, Prof. Le, Cong Co.
    Kepala Urusan Hubungan Internasional Rahmalia Syahputri, S.Kom.,M.Eng.Sc  mengatakan kerjasama antara IBI Darmajaya dengan Duy Tan University Vietnam mencakup dua bidang, yakni bidang akademik dan non akademik.
  Bidang akademik, dijelaskan Rahmalia, terdiri dari kerjasama pertukaran dosen, pertukaran mahasiswa, proyek penelitian kolaboratif, simposium dan pertukaran informasi. “Sementara dibidang non akademik, kerjasama diwujudkan melalui pertukaran budaya, seni, dan sosial. Ini sudah diaplikasikan melalui passage to ASEAN (P2A). Kami telah mengunjungi Vietnam dalam rangka mempelajari budaya dan kesenian mereka. Ini penting untuk menambah wawasan dan keterampilan mahasiswa” katanya, kemarin (21/1).




3.  IBI Darmajaya menjajaki kerjasama dengan sejumlah kampus terkemuka di Thailand
   Rektor IBI Darmajaya DR.Andi Desfiandi, SE.,MA menerangkan dalam kunjungan kerja 3 hari tersebut, pihaknya mengunjungi perguruan tinggi negeri terkemuka di Thailand yaitu Suranaree University of Technology, di Nakhonratchasima Province pada Selasa (25/6). Kemudian pada Rabu (26/6) mengunjungi dua perguruan tinggi swasta terkemuka lainnya yaitu Rangsit University dan Sripatum University, di Bangkok Thailand.  
 



















4. Kerjasama dengan Negara Prancis



   Informatics and Business Institute (IBI) Darmajaya sedang menjajaki kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi di Perancis. Hal itu terungkap saat Campus France, yang merupakan sebuah badan di bawah naungan Kedutaan Besar (Kedubes) Perancis di Indonesia yang membidangi masalah pendidikan, berkunjung ke IBI Darmajaya dan menggelar sosialisasi mengenai sistem pendidikan dan meraih beasiswa di perguruan tinggi ternama di Perancis.

 
5. Kerjasama dengan Negara India
  Bandar Lampung –- Institut Informatika dan Bisnis (IBI) Darmajaya kembali menerima kehadiran mahasiswa luar negeri. Kali ini, mahasiswa asal India, Sajidu Rahman akan melaksanakan international internship programe (program magang internasional) di perguruan tinggi yang berjulukan kampus biru ini.
   Selama hampir satu bulan mulai 17 Sepetember – 15 Oktober 2015, pria yang akrab disapa Sajid ini akan magang di IBI Darmajaya. Mahasiswa jurusan Ilmu Tekni Komputer ini terlibat sebagai asisten laboratorium jaringan komputer di kampus setempat dan ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan internasional yang dilaksanakan Kantor Urusan Hubungan Internasional (KUHI) IBI Darmajaya.
   “Selain bekerja, saya juga akan membuat laporan akademik dengan melakukan penelitian tentang analisa pembangunan database kerjasama internasional IBI Darmajaya dengan dibantu dosen pembimbing dari IBI Darmajaya, Dr. Ir. Suhendro Yusuf Irianto, M. Kom,” ujar Rahman.
   Menurutnya, IBI Darmajaya tidak hanya memiliki fasilitas yang lengkap, tetapi juga ditunjang dengan tenaga pengajar yang mumpuni dibidangnya serta menerapkan sistem kurikulum pembelajaran yang menyesuaikan kebutuhan dunia industri.
   “Saya merasa senang dan beruntung bisa mendapat kesempatan untuk magang di IBI Darmajaya. Para dosen, karyawan, dan mahasiswa IBI Darmajaya sangat ramah, dan mau membantu ketika saya mendapat kesulitan,” imbuhnya. 

Mahasiswi IIB Darmajaya Kuliah di Malaysia : Home Sick, Dosen Humble Hingga Makanan Aneh



Bandar Lampung – Bandar Lampung – Kelima mahasiswi Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya mengenang pengalaman mengikuti program student mobility di Universiti Teknikal Malaysia Melaka (UTeM) selama enam bulan (September 2018 – Januari 2019) .
Lima mahasiswi tersebut yakni Dyah Paramitha dan Amilia Rahestri dari jurusan Manajemen, Kustia Febria dan Destia Sri dari jurusan Sistem Informasi, serta Rosha Assyifa dari jurusan Teknik Informatika.
Dyah mengaku senang dapat berteman dengan mahasiswi dari negara-negara di dunia. “Asyik (kuliah) di UTeM karena dosennya memberikan kesempatan bertanya setelah perkuliahan. Bisa melalui what’s apps messenger dan dibalas cepat. Responnya cepat,” ucapnya, Jumat (18/1/2019).
Adapun kenangan yang tak terlupakan bagi kelimanya saat pertama kali tiba di negeri jiran Malaysia. “Pertama kali datang makanannya aneh dan belum terbiasa,” tuturnya.
Hal senada diungkapkan Rosha, kalau dirinya tidak terbiasa awalnya dengan makanan di Malaysia. “Mungkin karena tidak terbiasa tapi setelah makan terus jadi terbiasa dan tidak aneh lagi,” ucapnya.
Tidak hanya asyik dosennya, Rosha juga menceritakan kalau dalam perkuliahan mahasiswa yang telat tidak ditegur oleh dosen. “Terlambat tidak ditegur karena disana sepertinya dosen yang membutuhkan mahasiswa. Tidak ada jarak,” imbuhnya.
Mahasiswi semeseter III ini menjelaskan perkuliahan di UTeM juga selalu ada praktikum dan tidak hanya mendapatkan teori saja. “2 jam teori dan 2 jam praktikum. Dosennya sangat humble (ramah) dan tidak menunjukkan ilmunya (merendah),” urainya.
Mahasiswi lainnya, Kustiya pun berkeinginan melanjutkan kuliah S2 di Malaysia. “Pengen ngelanjut,” ucap dia diikuti oleh yang lainnya.
Selama enam bulan kelimanya juga berkomunikasi dengan bahasa Melayu. “Sedikit bisa bahasa Melayu. Pas mau pulang (ke Indonesia) home sick. Pas disana (Malaysia) awal dateng tidak kangen rumah dan orang tua,” bebernya.
Wakil Rektor IV IIB Darmajaya Prof. Zulkarnain Lubis, MS., Ph.D mengatakan setiap tahunnya IIB Darmajaya selalu mengirimkan mahasiswa ke luar. “Program tersebut juga untuk menyiapkan lulusan kita agar memiliki kompetensi bahasa internasional yang bisa bersaing dengan mahasiswa luar negeri. Mereka juga belajar bagaimana budaya disana selain bidang akademisnya,” ungkapnya.
Dia menerangkan peningkatan kompetensi mahasiswa selalu menjadi hal yang utama bagi IIB Darmajaya dengan perkembangan teknologi saat ini. “Lulusan tidak hanya mampu secara akademis tapi juga dapat menguasai teknologi informasi terkini. IIB Darmajaya yang juga dikenal Technopreneurnya selalu menggabungkan IT dengan bisnis agar lulusan dapat membuka lapangan pekerja sendiri maupun menjadi pekerja yang handal dalam perusahaan maupun sebuah instansi,” bebernya.
Kepala Bagian International Office IIB Darmajaya, Anggi Andriyadi, S.Kom., M.T.I. menambahkan kelimanya merupakan mahasiswi program student mobility tahun 2018. “Dari tahun 2012 sudah puluhan mahasiswa (student mobility). Negara-negaranya variatif Vietnam, Thailand, Tiongkok, Malaysia, dan India yang pernah kita kirim,” ucapnya.
Student Mobility tahun 2019, lanjut dia, belajar di UniMAP dan University Utara Malaysia kemudian juga ke Imus Institute of Science and Technology Filipina dan University of Law Vietnam dan ke RSSU (Russian State Social University) di Rusia. “Bagi mahasiswa yang mau ikut sudah disiapkan persyaratannya seperti prestasi akademik dan non akademik, kemampuan bahasa asing dan tidak lupa persiapan fisik dan mental. Karena harus punya nyali tinggal di negara orang itu beda bahasa dan budayanya,” tuturnya.(

Lima Mahasiswa Program SM IIB Darmajaya Raih Top 5 di KDC TAIWAN

TAIWAN — Nama kampus Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya kembali berkibar di luar negeri. Kali ini, melalui Program Student Mobility (SM), lima mahasiswa IIB Darmajaya berhasil meraih Top 5 “Kaohshiung Dance Competition (KDC) 2018”, di Taiwan, Sabtu (27/10/2018).
Kelima mahasiswa yang mengharumkan nama Darmajaya, Lampung, dan Indonesia itu adalah Indah Pramesthi Kirana, Karisma Pramesthi Anggraini, Jevina Aprilianti, Krisfa Elfrida Naibaho, dan Nezia Irecha Andi Putri
Pimpinan rombongan Tim Tari Darmajaya di ajang tersebut, Nezia Irecha menjelaskan kelompok tarinya mewakili Cheng Shiu University tempat mereka menimba ilmu. Grup tari mereka dinamakan ‘CSU Dj Generation’. “Sangat bangga, tidak menyangka bisa meraih Top 5 di ajang begrengsi tingkat dunia itu,” kata Nezia, dihubungi Darmajaya.ac.id, Minggu (28/10/2018).
Nezia juga menjelaskan event tari itu diikuti 27 negara. Baik dari Indonesia, Taiwan, Thailand, Vietnam, China, Malaysia, Jepang, dan beberapa Negara lainnya. “Kami menampilkan tari Bedana Kreasi asal Lampung. Kompetisi ini rutin dilakukan setiap tahun.”
Usai nama grup tarinya disebut sebagai Top 5 dalam ajang “Kaohshiung Dance Competition 2018’, Nezia langsung menghubungi Kabag Internasional Office IIB Darmajaya Anggi Angriadi. “Perasaan kami sangat senang sekali dan ini harus segera diinformasikan ke Indonesia,” kata dia.
Apalagi, lanjut Nezia, mereka berlima tidak ada sama sekali basic menari, apalagi tari Lampung. Saat akan berangkat dalam Program Student Mobility, mereka memang sudah dibekali ilmu agar tidak pantang menyerah menghadapi apapun. “Dengan ketekunan berlatih, kami akhirnya bisa mengharumkan nama Darmajaya, nama Lampung, dan nama Indonesia,” kata dia.
Kabag International Office Darmajaya Aggi Angriadi mengaku puas dengan prestasi yang dicapai peserta Student Mobility di negeri orang. Dia berharap agar prestasi ini terus dipertahankan dan menjadi modal semangat bagi peserta Student Mobility di Negara lainnya. “Saya bangga akan prestasi ini,” kata Anggi.
Sedangkan Rektor IIB Darmajaya Ir. Firmansyah Y. Alfian, MBA., M.Sc., mengaku bangga dengan keberhasilan ini. Terlebih, prestasi ini bukan hanya sekali diraih mahasiswa IIB Darmajaya.
“Sebelumnya banyak prestasi mahasiswa kami yang diraih selama mengikuti pendidikan di sejumlah Negara. Prestasi mereka kami bukukan dalam Novel “Menembus Batas” yang menjadi inspirasi kaum milenial untuk melanjutkan pendidikan di kampus biru kami,” kata dia, singkat.

Seminar Internasional Darmajaya Hadirkan Pembicara dari Rusia dan Malaysia

BANDAR LAMPUNG — Dua pemateri dari luar negeri dipastikan hadir dalam The 4“ International Conference on Information Technology and Business (ICITB) 2018, di Hotel Horison, Bandar Lampung, Selasa (23/10/2018). “Sore ini, kedua pemateri Seminar Internasional sudah hadir di Bandar Lampung,” kata Ketua Pelaksana Seminar Internasional IIB Darmajaya, Dr. Lukmanul Hakim Dalam seminar dengan tema Opportunities and Challangers in Industry Revolution 4.0 For Disruption Technology, menghadirkan empat pemateri, dua diantaranya berasal dari Rusia dan Malaysia. Lukmanul Hakim menjelaskan pembicara dari Malaysia adalah  Direktor UTM International Office Universiti Teknologi Malaysia Associate Prof. Dr. Abd. Rahman Abdul Rahim.
Sedangkan pembicara dari Rusia Dean Of Faculty, Head of Departement and International Relation Russian State Sicial Universty Prof. Dr. Galina Nikiporets Takigawa. “Sedangkan pembicara lokal yang merupakan dosen tetap IIB Darmajaya adalah  Ir. Onno W. Purbp. M. Eng, Ph.D (ahli IT Internasional) dan Ir. Suhendro Yusuf Irianto, M. Kom., Ph.D (Kepala LP4 M Darmajaya),” kata Lukmanul Hakim. Lukman juga menjelaskan, peserta yang sudah terdaftar di Seminar Internasional itu mencapai 100 orang. Dia juga menjelaskan, seminar akan menggali soal revolusi Industri 4.0. Menurut Lukmanul, di era revolusi industri  4.0, pemanfaatan teknologi menjadi suatu kebutuhan penting. Perusahaan mapan sekalipun seharusnya mengadopsi teknologi digital untuk menjamin eksistensi bisnis.
“Bila masih berpatok bisnis lama yang mengabaikan pemanfaatan teknologi bukan tak mungkin bisnis terguling dan karam. Saat ini saja, disrupsi digital mulai menggerus sejumlah sektor. Seperti, transportasi, ritel keuangan dan logistik,” dosen Pascasarjana IIB Darmajaya itu. Untuk itu, kata dia, Perguruan Tinggi di Indonesia harus mempersiapkan diri menghadapi perubahan di era digital disruption yaitu era keterkejutan dengan teknologi digtal. “Namun, hal ini perlu juga dukungan pemerintah dengan cara regulasi yang mendukung, jika tidak ingin perguruan tinggi itu tertinggal jauh,” dia.Untuk itu, IIB Darmajaya, melalui LP4M menggelar The 4“ International Conference on Information Technology and Business (ICITB) 2018. Dengan tema Opportunities and Challangers in Industry Revolution 4.0 For Disruption Technology. “Kesiapan pelaksanaan ICITB sudah hampir 100 persen,” kata dia.
Sementara, Rektor IIB Darmajaya Ir. H. Firmansyah Y. Alfian, MBA., M.Sc, mengatakan tujuan lain dari seminar internasional yang digelar LP4M kampus biru tersebut guna memperkenalkan hasil-hasil riset sivitas akademika dan dunia penelitian yang dapat dijadikan sebagai keunggulan bersaing berbasis inovasi ke dunia bisnis. “Selain itu, memberikan pemahaman tentang disruption dan dampaknya terhadap kehidupan bisnis di Indonesia kepada sivitas akademika dan stakholder. Dengan Seminar Internasional ini kita dapat melakukan sharing dan transfer ilmu pengetahuan untuk mengembangkan model inovasi terbaik dalam menghadapi era disruption technology,” kata Firmansyah. 

Dosen philippines berkumjung ke kampus biru IIB DARMJAYA


Bandar Lampung – Mahasiswa semester II Kelas Internasional jurusan S1 tampak antusias saat mengikuti mata kuliah Introduction to Business bersama dosen tamu dari luar negeri, Dr. Karen Fernandez dari Imus Institute of Science and Technology Philippines di Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya, Senin lalu (21/05).
Kepala International Class Manajemen, Cahyani Pratisti, MBA mengatakan, program kelas internasional IIB Darmajaya telah berlangsung untuk jurusan S1 Manajemen pada semester genap tahun akademik 2017/2018.
Sistem pembelajaran kelas internasional  didukung para dosen berkompeten yang menyampaikan seluruh materi perkuliahan dalam bahasa Inggris. Bahkan IIB Darmajaya seringkali mengundang dosen luar negeri sebagai pembicara workshop, seminar dan dosen tamu di Kelas Internasional Darmajaya.
“Program International Class Darmajaya terbuka bagi mahasiswa dalam  negeri dan luar negeri. Sistem pembelajarannya pun telah disesuaikan dengan standar global. Hal ini sebagai kesiapan IIB Darmajaya dalam mencetak lulusan berkualitas global,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, syarat mendaftar kelas internasional diantaranya memiliki nilai Test of English as a Foreign Language (TOEFL) 450 dan lulus semua proses seleksi. Saat ini terdapat tiga peminatan yaitu Sumberdaya Manusia, Keuangan, Pemasaran, dan untuk tahun ini terdapat peminatan baru yaitu Tourism dan Hospitality. Pendaftaran mahasiswa baru kembali dibuka hingga 30 Agustus 2018.
Ia melanjutkan, mahasiswa di kelas internasional didorong dan direkomendasikan untuk mengikuti program student mobility, Passage to ASEAN, joint research, dan program internasional lainnya. Pada saat menyusun skripsi, mahasiswa kelas internasional pun bisa mendapat dosen pembimbing dari perguruan tinggi mitra di luar negeri.
“Tak hanya mendapatkan ijazah, mereka juga menjadi lulusan yang dibekali dengan sertifikasi internasional diantaranya sertifikat microsoft office, knowledge management, dan operational management. Sertifikat tersebut dapat menunjukkan skill (kompetensi) mereka untuk mampu bersaing secara global,” imbuhnya.
Terpisah, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Riset Darmajaya, Dr. RZ. Abdul Aziz, ST., MT menambahkan, era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dan globalisasi menjadi tantangan besar bagi para lulusan perguruan tinggi untuk mampu bersaing di dunia kerja maupun wirausaha.
“Internasionalisasi bukanlah pilihan antara mau atau tidak, tetapi menjadi tuntutan. Jika tidak siap, di era MEA dan persaingan global saat ini, kita hanya  menjadi penonton di negeri sendiri. Karena itu, IIB Darmajaya terus meningkatkan kualitas pendidikan agar mutu lulusan memiliki kemampuan internasional untuk mampu bersaing secara global,”